Bebek Rempah, Rasanya Nembus Daging & Tidak Amis

Senin, 26 Januari 2015 - 08:05 WIB
Bebek Rempah, Rasanya...
Bebek Rempah, Rasanya Nembus Daging & Tidak Amis
A A A
SEMARANG - Kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan yang sehat saat ini semakin tinggi. Hal ini ditangkap oleh Naneth Ekopriyono sebagai peluang bisnis di bidang kuliner. Naneth pun akhirnya membuka warung makan bebek rempah, yang tentu saja menu utamanya adalah bebek.

Bebek rempah ini berbeda dengan kuliner bebek yang lain, baik dari segi pengolahan maupun bumbunya. Untuk bumbunya sendiri, menggunakan racikan rempah-rempah dan juga non MSG . Sedangkan dari segi pengolahannya, bebek rempah ini ternyata memakan waktu cukup lama yakni selama dua hari.

Koki bebek rempah Yusrianto mengungkapkan, proses pengolahan bebek diungkep selama dua hari dua malam. Yusrianto mengaku, proses tersebut dilakukan supaya bumbu rempah benar-benar meresap sampai dalam daging dan supaya daging bebek lebih lembut dan tidak amis.

"Kalau belum dua hari belum bisa dijual,” ucapnya saat ditemui di Warung Bebek Rempah di Jalan Kusumawardani nomer 5 Semarang baru-baru ini.

Yang menarik, selain prosesnya yang lama, proses menggoreng bebek rempah juga berbeda dengan lain. Jika biasanya kuliner bebek digoreng menggunakan minyak goreng, Bebek rempah sebaliknya.

Supaya daging bebek tetap sehat jika dikonsumsi, untuk proses penggorenganya dilakukan dengan cara disangan, alias digoreng menggunakan tembikar tanpa minyak. Baru setelah itu, bebek rempah dapat disajikan kepada pelanggan.

"Jadi minyaknya adalah menggunakan lemak yang keluar dari daging bebek. Dengan begitu dagingnya terasa lebih gurih, dan bumbu rempahnya tidak hilang," bebernya.

Untuk bebeknya sendiri pun tidak asal daging bebek, namun benar-benar pilihan, yakni khusus bebek yang berumur 6,5-7 bulan.

Salah satu pelanggan bebek rempah Putut Ami Luhur, Warga Semarang mengaku, daging bebek rempah cukup empuk dan tidak amis. "Saya memang suka daging bebek, tapi di Semarang baru ini yang dagingnya tidak amis," ucapnya.

Sang pemilik bebek rempah Naneth Ekopriyono mengakui, masyarakat sekarang sudah mulai peduli masakan yang sehat, oleh karena itu Bebek Rempah ini tidak menggunakan MSG.”Untuk menghasilkan rasa gurih kami gunakan rempah-rempah khas Indonesia dengan posisi yang pas," imbuhnya.

Naneth mengaku, sebenarnya sudah sejak November 2014 lalu dirinya mulai membuka usaha bebek rempah. Namun pada saat itu, hanya melayani pemesanan. “Semakin hari peminatnya terus bertambah, akhirnya kami memutuskan untuk membuka warung diawal tahun ini,” katanya.

Dia mengaku, bebek rempah bisa menjadi salah satu kuliner andalan kota Semarang dan menjadi ciri khas kota Semarang. Sehingga Kota Semarang tidak hanya terkenal dengan kota Lunpia tetapi juga terkenal karena bebek rempahnya.

Oleh karena itu, dalam menjalani bisnis kuliner ini dirinya tidak hanya berhenti sampai disini. Ke depannya, dirinya ingin mengembangkan bisnis kemitraan dengan masyarakat. “Saya ingin mengembangkan lagi, ke depan ingin membuka kemitraan dengan masyarakat. Mereka cukup menyediakan tempat dan kita yang memasok bahannya,” ujarnya.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0693 seconds (0.1#10.140)